Halaman

Kamis, 24 November 2011

Gerwani I (Beberapa pemberitaan tentang gerwani penghujung 1965)

Pemberitaan-pemberitaan ini saya kutip dari Mendengarkan Suara Perempuan Korban Peristiwa 1965 yang dikeluarkan oleh Komnas Perempuan. Silakan dibaca ini terlebih dahulu sebelum ditulis lebih banyak lagi tentang Gerwani :).

Angkatan Bersendjata, 11 Oktober 1965:
... sukarelawan-sukarelawan Gerwani telah bermain-main dengan para Jenderal, dengan menggosok gosokkan kemaluan mereka ke kemaluan sendiri.

Duta Masjarakat, 12 Oktober 1965
Bahkan menurut sumber yang dapat dipercaya, orang-orang Gerwani menari-nari telanjang di depan korban-korban mereka, tingkah laku mereka mengingatkan kita pada upacara kanibalisme yang dilakukan suku-suku primitif berabad-abad yang lalu. Marilah kita serahkan pada kaum wanita untuk mengadili moral kewanitaan orang-orang Gerwani yang bermoral bejat lebih buruk dari binatang.

Angkatan Bersendjata, 14 Oktober 1965
(tanggal 12 Oktober 1965 kantor-kantor Gerwani dibakar demonstran) Dari penggeledahan di semua kantor Gerwani diperoleh sejumlah dokumen Gerwani yang membuktikan bahwa Gerwani merencanakan
untuk melakukan tindakan teror menyabot perekonomian, perdagangan dan produksi.

Sinar Harapan, 2 November 1965
Di Karang Asem, Jawa Tengah, sumber-sumber ABRI melaporkan 97 orang telah dibunuh orang Komunis. Menurut sebuah keterangan yang disebarkan kepada rakyat Karang Asem dengan bantuan Pemuda Rakyat dan Gerwani, para pengacau PKI menyerukan kata-kata suci Allahu Akbar, lalu melempar debu ke mata penduduk desa. Tetapi cara-cara licik dan primitif ini akhirnya terbuka kedoknya, karena gerombolan PKI itu menggunakan cara-cara yang sangat mudah dikenali, mereka tidak berpakaian selembar pun.

Berita Yudha, 4 November 1965
Dokumen-dokumen membuktikan adanya gerombolan Kucing Hitam yang mendapat tugas membakar rumah orang-orang non-komunis, juga hutan-hutan dan merusak berbagai instalasi vital. Bekerja sama dengan mereka adalah gerombolan Kancing Hitam yang terdiri dari Gerwani berparas cantik yang telah melacurkan diri dan mendekati pimpinanpimpinan partai lain untuk membujuk mereka agar mendukung program PKI.

Sinar Harapan, 8 Desember 1965
Saina, 17 tahun, anggota Gerwani, telah beberapa kali disuntik selama latihan enam setengah bulan di Lubang Buaya. Setelah diinjeksi itu ia merasa nafsu syahwatnya menjadi liar. Menurut Kepala Tim Interogasi Pepelrada Jabar, Mayor A Danamihardjo SH, selama enam setengah bulan latihan, Saina harus bersaing dengan 199 orang anggota Gerwani lainnya dalam melayani 400 orang laki-laki, yang juga dilatih di sana dengan harapan bisa merebut “Hadiah Kuda Emas” yang pernah dijanjikan DN Aidit kepada mereka ... Aidit pernah pidato di barak latihan bahwa sukarelawan PKI tidak perlu merasa terkekang oleh aturan-aturan agama, sebaliknya mereka melakukan hubungan jenis satu sama lain secara bebas


Angkatan Bersendjata, 13 Desember 1965
Saina ikut ambil bagian dalam “Tarian Harum Bunga” yang setiap hari dipertunjukkan dengan telanjang bulat. Laki-laki 400 orang yang ada menonton 200 orang perempuan, kemudian dilanjutkan dengan hubungan kelamin secara bebas, yang kadang-kadang seorang perempuan harus melayani 3 atau 4 orang laki-laki.

Angkatan Bersendjata, 15 Desember 1965
Seorang perempuan mengaku bernama Sakinah membeberkan kepada wartawan, “Selain dari melayani seks anggota-anggota Pemuda Rakyat, mereka diajar juga tentang cara memotong kemaluan kucing.
Kemudian mereka mendapat tugas memotong dua orang tentara dari Divisi Diponegoro dan dua orang pedagang dari Tegal, yang mula-mula mereka pikat dengan berpura-pura sebagai pelacur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar